Daerah

Alang-alang Sekotong, Hinggap Hingga Maladewa

×

Alang-alang Sekotong, Hinggap Hingga Maladewa

Share this article

PostNTB.com – Produksi atap alang-alang buatan Munisah (40) tidak diragukan lagi, dimana atap alang-alang produksi rumahan ini sudah go Internasional, Selasa (23/6).

Munisah menekuni produksi pembuatan atap alang-alang dimulai dari usaha rumahan berdasarkan keahlian yang dimiliknya.

Selain itu, dalam membuat atap alang-alang tersebut merupakan kegiatan usaha yang melibatkan warga masyarakat lokal.

Munisah terinspirasi bermula dari buruh tukang ikat alang alang di Jimbaran Bali, disatu sisi melihat prospek di kampung halaman memiliki ladang alang-alang di daerah Dsn. Blongas Desa Buwunmas.

Munisah memakai nama Usaha Alang Alang Harapan dengan tujuan menjadi harapan warga lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Pembuatan atap menggunakan alang-alang disini produksi sendiri,” ujar Munisah, di Dusun Batu Bangke Desa Cendi Manik Kec. Sekotong Kab. Lobar.

Pria kelahiran Sekotong, Kabupaten Lobar, ini menuturkan yang memesan atap alang-alang tersebut tak hanya dari sekitar Lombok saja.

“Pemesan hingga dari luar Daerah seperti Bali, bahkan hingga luar Negeri diantaranya Malaysia dan Mala Dewa,” ujarnya.

Bahkan ada perantara yang membeli produksinya untuk dijual lagi ke Srilanka.

“Kelebihan usaha pembuatan atap alang-alang ini tidak membutuhkan banyak modal, bahan baku berupa alang-alang bisa dicari sendiri di sekitar sini,” imbuhnya.

Namun, untuk memenuhi pesanan dalam jumlah banyak hingga ribuan, Munisah dan istrinya baru membeli bahan baku alang-alang ini.

“Alang-alang kami jual satu ikatnya 10 hingga 15 ribu rupiah. Kalau nyari bahan bakunya sendiri paling hanya uang bensin,” ujarnya.

Dirinya bersyukur keuntungan dari usaha tersebut cukup menjanjikan. Misalnya, dalam satu bulan terakhir ini saja bahkan 10 mobil bak terbuka mengangkut atap alang-alang tersebut.

Namun di kondisi wabah Covid-19 ini paling tidak hanya dapat 2 mobil bak terbuka, dimana satu kali angkut bak terbuka 2.500 lembar.

“Dalam dua minggu bisa menjual 2,5 juta rupiah. Tapi kalau sepi dalam seminggu hanya ratusan laku,” katanya.

Melihat Potensi ini, Kapolsek Sekotong Iptu I Kadek Sumerta, SH mengatakan akan senantiasa melakukan pendampingan agar tetap bisa dikembangkan.

“Melalui Kampung Sehat ini, tentunya kami dari TNI-Polri dan Pemda tidak akan tinggal diam untuk melakukan pendampingan, sehingga potensi ini bisa tetap bertahan, bahkan berkembang, ditengah Pandemi Covid-19 saat ini” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *